Di Suatu pengajian seorang jamaah bertanya kepada ustad, “Pak Ustad, saya ini sedang pusing. Di kantor saya sedang punya banyak musuh. Mereka membenci saya tanpa diketahui sebabnya. Saya merasa mereka ini berniat jahat kepada saya dan hanya mennggu waktu yang tepat untuk melaksanakan niatnya itu. Apa yang harus saya lakukan Pak Ustad ? Saya tidak bisa tenang selama mereka belum dipindahkan dari kantor” . Sang Ustadz pun tersenyum sambil menjawab :”Pertama sekali Anda harus mengucapkan syukur Alhmadulillah atas rahmat Allah ini. Si jamaah kaget. “Apa -apaan Ustad ini, punya banyak musuh kok disuruh bersyukur ? ” batin jamaah itu.
Belum sempat dia lontarkan keheranannya, Ustad tersebut lanjut nenjelaskan, “Allah memberikan kita musuh karena Dia sayang sama kita, hambanya. Dengan kehadiran musuh, kita mendapatkan banyak manfaat. Setidaknya kita akan selalu waspada dan hati dalam setiap pekerjaan dan langkah kita. Merasa selalu ada yang mengawasi, memperhatikan serta mencari - cari salah kita. Untuk menghindari diri kita mendapat masalah karena kesalahan kita diungkap oleh musuh - musuh tersebut, kita pasti selalu berbuat sebaik dan sebenar mungkin. Musuh menjadikan kita waspada, cermat, giat dan takut berbuat kesalahan sedikitpun. Tanpa kita sadari, keberadaan musuh - musuh itu berguna untuk meningkatkan kemampuan dan kinerja kita. Berterima kasihlah kepada musuh - musuhmu”, saran Ustad kepada jaamaahnya itu.
Robert Greene dalan bukuannya “The 48 Laws of Power” menuliskan panjang lebar bagaimana bermanfaatnya kehadiran musuh di sekeliling kita. Tanpa kehadiran musuh, kita akan menjadi malas, sembrono, melemahkan semangat untuk selalu meningkatkan kualitas diri. Tanpa kehadiran musuh, anda tidak tahu seberapa besar kemampuan anda dan kehilangan orientasi atau arah yang dapat memacu Anda untuk terus maju dan maju. Berterima kasihlah kepada musuh - musuh Anda.
Seorang yang hidup dengan situasi pengepungan dari musuh - musuhnya, akan selalu berusaha sekuat tenaga untuk mencari jalan keluar dari pengepungan itu dan selanjutanya bertekada kuat untuk menaklukan musuh - musuhnya. Jauh lebih baik bagi kita hidup dengan mengetahui kehadiran seorang musuh atau lebih, daripada hidup bersama - sama banyak orang yang semula kita anggap sebagai teman ternyata menikam disaat kita lengah.
Amerika Serikat merasa meraih manfaat yang begitu besar ketika selama puluhan tahun mereka bermusuhan dengan negara Uni Sovyet. Keperkasaan Amerika Serikat yang dimiliki sekarang ini berkat jasa luar biasa dari musuh utama mereka : Uni Sovyet. Sebaliknya, China merasa berutang budi kepada Amerika Serikat yang karenanya lah China mampu menjadi negara kekuatan ekonomi terbesar ketiga dunia dan memiliki cadangan devisa terbesar di dunia. Rasa takut Amerika Serikat terhadap China melebihi rasa takutnya kepada Uni Soviet saat perang dingin terjadi puluhan tahun yang lalu.
Ketertinggalan China dari Amerika Serikat di bidang teknologi militer, mereka balas dengan kekuatan cadangan devisa yang luar biasa besar yang mampu menghancurkan ekonomi dan kehidupan negara adi daya Amerika Serikat. Tidak pernah negara atau pemerintah China mendapatkan perlakuan keras dan kasar dari AS sebagaimana sering dulu dilakukan AS kepada Uni Soviet.
Seorang petinju mutlak membutuhkan sparring patner agar dia tahu kekuataan pukulannya dan kemampuannya menerima pukulan lawan. Keberadaan musuh penting bagi kita untuk mengetahui kekuatan kita yang sesungguhnya.
Dalam ilmu manajemen atau kepemimpinan, seorang pemimpin harus mampu menciptakan suasana menyerupai atau seolah- olah konflik. Kita mengenal istilah manajemen konflik. Melalui konflik yang sengaja diciptakan, organisasi dan para staf kita terbiasa untuk mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam rangka mengalahkan musuh - musuhnya. Kebiasan menghadapi musuh dan mendapatkan kemenangan merupakan modal kepercayaan diri yang besar ketika menghadapi persoalan atau musuh yang sesungguhnya. Ketika Anda tidak memiliki seorang musuh pun, maka Anda hatus menentukan sasaran mana yang Anda tetapkan sebagai musuh. Bahkan seorang teman pun bisa Anda jadikam sebagai musuh.
Seorang politisi atau pemimpin bangsa juga sangat memerlukan kehadiran seorang atau sesuatu untuk dijadikan sebagai musuh agar dia dapat menetapkan dasar - dasar perjuangannya dan membawa rakyatnya bersama - sama untuk memerangi musuh tersebut. Bung Karno menciptakan Amerika dan Inggris sebagai musuhnya dan musuh rakyat Indonesia. “Amerika kita seterika, Inggris kita linggis !” Pekik Bung Karno dalam setiap kesempatan berpidato di hadapan puluhan ribu rakyatnya. Pidato seperti itu bagaikan vitamin penambah semangat rakyat dan menciptakan misi dan tujuan yang jelas dari kepemimpinannya.
Terakhir sebagai penutup, ingatlah baik - baik, bahwa dalam mencari atau menetapkan musuh bilamana musuh tersebut tidak hadir di sekitar kita, pilih atau tetapkanlah musuh yang pasti dapat kita kalahkan. Agar perjuangan kita melawan “musuh” tersebut dapat berakhir dengan kemenangan dan itu artinya kebahagian luar biasa untuk anda dan semua orang yang jadi bawahan atau staf anda. Jika hal tersebut tidak mungkin, Anda diperkenankan menciptakan musuh anda secara imajiner. Maka, jangan membenci musuh anda, berterima kasihlah kepada mereka. Cintailah mereka karena mereka yang membawa anda ke jalan kesuksesan dan kehidupan yang lebih gemilang. Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar