Rabu, 11 Desember 2013
Pelaku dan Motif Rangkaian Penembakan Terhadap Anggota Polri
Kepolisian Negara Republik Indonesia atau lebih sering kita sebut Polri kini menghadapi ujian berat sehubungan dengan peristiwa penembakan anggota Polri Bripka Sukardi.
Anggota Provost Kepolisian Air Udara Mabes Polri itu ditembak orang tak dikenal tepat di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jl. HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan pada Selasa 10 September 2013 kemarin. Penembakan yang merenggut nyawa Bripka Sukardi ini menambah panjang daftar korban penembakan misterius oleh kelompok orang yang tidak dikenal terhadap anggota Polri sepanjang tahun 2013.
Hanya dalam kurun waktu 3 bulan terakhir ini saja sedikitnya telah terjadi 6 peristiwa penembakan oleh orang yang tidak dikenal terhadap anggota Polri yang merenggut 7 nyawa bhayangkara negara, yaitu :
1. Pada 7 Juni 2013 terjadi peristiwa penembakan di Kediri dengan korban Bripka Didik Puguh. Dua orang pelaku yang tidak dikenal menembak anggota Polsek Kota Kediri itu saat berada di perempatan Ngronggo, Kediri, Jawa Timur.
2. Pada 4 Juli 2014 Briptu Ratijo, anggota Pos Polisi Bunut Polsek Sragi, ditembak orang tak dikenal di Simpang Tanggul, Desa Bunut, Seragi, Lampung Selatan, sekitar pukul 18.30. Ratijo ditembak setelah melakukan pengejaran terhadap sekelompok orang mencurigakan dari Desa Belanga, Sragi, menuju Desa Bunut.
3. Pada 27 Juli 2013 terjadi peristiwa penembakan di Jl. Cirendeu Raya, Ciputat dengan korban Aipda Fatah Saktiyono
4. Pada 7 Agustus 2013 peristiwa penembakan terjadi di Depan RS Sari Asih, Ciputat, dengan korban Ipda Dwiyanto.
5. Pada 16 Agustus 2013 terjadi baku tembak antar tim buru sergap polri dengan dua pelaku orang yang tidak dikenal. Dalam baku tembak itu jatuh korban tewas di pihak Polri yakni Aipda Kus Hendratma dan Bripka Ahmad Maulana.
6. Pada Selasa 10 September 2013 kemarin, Bripka Sukardi tewas ditembak oleh 4 orang pelaku yang mengendarai 2 sepeda motor.
Berdasarkan informasi di atas, dapat dilihat betapa intens terjadinya peristiwa penembakan terhadap anggota Polri dalam kurun waktu yang singkat.
Semua pelaku penembakan itu sampai saat ini belum terungkap indentitas dan motifnya. Meski demikian, kita dapat melakukan analisa mengenai pelaku dan motifnya sebagai berikut :
1. Para pelaku menggunakan senjata api / pistol dalam melakukan aksinya. Di negeri ini, hanya TNI dan Polri serta kelompok kecil lain yang sangat terbatas yang memiliki izin atau menguasai senjata api. Para pelaku jelas bukanlah kriminal biasa.
2. Dari informasi dan kesaksian yang diperoleh, para pelaku penembakan polisi itu disebut mahir atau ahli dalam menggunakan senjata api. Mereka dapat menembak tepat ke sasaran yang sedang bergerak atau mampu memenangkan /mengungguli baku tembak dengan anggota polri yang terlatih menembak /menggunakan senjata api.
3. Para pelaku pastilah bukan anggota Polri atau TNI aktif, karena senjata dan amunisi/peluru yang mereka (pelaku) gunakan sulit diindentifikasi penyidik Polri (laboratorium forensik). Kemungkinan para pelaku adalah desertir pasukan elit TNI / Polri atau anggota militer / agen negara asing yang punya agenda khusus terhadap NKRI. Gerakan mereka sampai saat ini belum berhasil dipatahkan oleh Polri.
4. Para pelaku bukanlah teroris. Alasannya : modus operasi teroris jauh berbeda. Sejarah dan modus gerakan terorisme di Indonesia tidak pernah melakukan penembakan ke anggota Polri, kecuali mereka dalam posisi terdesak, seperti kondisi sedang terkepung atau tiba - tiba terpergok pada saat operasi razia Polri berlangsung. Sangat kecil kemungkinan teroris di Indonesia melakukan serangan dengan bentuk penembakan terhadap anggota Polri secara sengaja dan acak.
5. Motif para pelaku penembak polisi ini sudah pasti tidak terkait RUU Keamanan Nasional (Kamnas) karena mustahil pimpinan TNI memiliki agenda jahat seperti itu. Apalagi pembahasan RUU Kamnas sudah ditunda oleh DPR sehingga motif ini menjadi tidak relevan.
6. Rentetan peristiwa penembakan anggota Polri dalam kurun waktu 4 bulan ini sudah pasti menyebabkan pelemahan terhadap institusi Polri, disamping, tentu saja, kemarahan keluarga besar Polri. Siapa atau pihak mana yang diuntung dengan melemahnya institusi Polri ?
7. Rententan peristiwa penembakan anggota Polri ini sudah pasti menimbulkan kecemasan dan ketakutan publik, menggerogoti wibawa Polri dan mengganggu tugas, kewenangan dan tanggung jawab Polri sesuai UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yaitu : Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, Menegakkan hukum; dan Memberikan perlindungan,pengayoman ,dan pelayanan kepada masyarakat.
8. Berdasarkan uraian tersebut di atas dan informasi yang ada, ada 2 kesimpulan sementara yang dapat dirumuskan :
a. Para pelaku diduga adalah pihak - pihak yang ingin memecah belah institusi Polri dengan menciptakan suasana saling curiga di kalangan pimpinan Polri dengan menunggangi rivalitas dalam suksesi Kapolri yang menurut rencana dilakukan pada Januari 2014 mendatang.
Secara tidak langsung peristiwa penembakan terhadap para anggota Polri, apalagi jika kasus - kasus ini tidak dapat diungkap secara tuntas, akan menimbulkan ketidakpercayaan dan menghancurkan kredibilitas para pimpinan Polri, terutama Kabareskrim yang disebut - sebut sebagai calon terkuat untuk menggantikan Kapolri saat ini.
b. Rentetan peristiwa penembakan terhadap anggota Polri ini lebih ditujukan untuk pengalihan perhatian publik terhadap isu - isu besar yang sedang terjadi saat ini, seperti : keterlibatan teman - teman dan orang - orang kepercayaan Presiden SBY dalam berbagai kasus korupsi (Hambalang, Impor Daging, Pabrik Vaksin Flu Burung, Migas, dan sebagainya) dan berbagai praktek mafia (pangan, energi, hukum, dan lain - lain).
Namun, juga tidak tertutup kemungkinan, ada skenario besar untuk menciptakan suasana chaos, pengalihan isu kemerdekaan Papua dan peningkatan jumlah pasukan Marinir USA di Darwin, Australia.
Terlepas dari semua analisa tersebut di atas, sebaiknya memang kita semua menghindari spekulasi terkait rangkaian peristiwa yang sangat memprihatinkan seluruh rakyat Indonesia itu. Analisa ini hanya untuk membagi informasi dan memperluas cakrawala berpikir semata.
Mari kita dukung dan doakan semoga Polri dapat mengungkap tuntas dan menyeret pelaku pembunuhan biadab tersebut ke pengadilan agar dapat dihukum seberat - beratnya. Amin. (Raden Nuh)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar