Melalui rekayasa pencitraan secara sistematis, masif, kontiniu, didukung dana yang begitu besar, jaringan China internasional, Arkansas Connection dengan James Riady, Stan Greenberg, Luhut Panjaitan, AM Hendropriyono, Popo dan Edi Sariadmadja, Edward Suryajaya serta mayoritas konglomerat Tionghoa Indonesia, siapa pun sulit menyangkal begitu pesatnya peningkatan popularitas Jokowi Widodo atau yang lebih kita kenal dengan sebutan nama Jokowi. Setelah sukses memenangkan Pilkada Gubernur DKI Jakarta pada Agustus 2012, popularitas Jokowi terus dipertahankan bahkan digenjot secara maksimal oleh tim suksesnya hingga mungkin sampai hari H pemilihan presiden 2014 mendatang.
Penciptaan popularitas Jokowi sampai pilpres 2014 tentu tergantung pada keputusan PDIP (baca : Megawati Soekarnoputri) mengenai penetapan calon presiden yang akan diusung oleh PDIP. Rakernas PDIP yang baru saja selesai kemarin ternyata sama sekali tidak menetapkan nama – nama nominasi calon presiden yang bakal dijagokan PDIP pada pilpres 2014. Keputusan Rakernas PDIP yang tidak mencantumkan nominasi capres apalagi nama Jokowi sebagai bakal capres dari PDIP menimbulkan banyak pertanyaan bagi pemerhati politik tanah air.
Bukankah ‘begitu banyak dan heboh’ dukungan berbagai pihak yang mendesak agar Rakernas PDIP segera dan tanpa ragu menetapkan Jokowi sebagai capres ? Apa yang sesungguhnya terjadi ? Apakah PDIP atau Megawati selaku Ketua Umum PDIP dan pemegang hak prerogatif di PDIP masih belum percaya kehebatan Jokowi ? Apakah Megawati masih ragu dengan loyalitas Jokowi selaku kader PDIP ? Atau apa yang sesungguhnya terjadi di PDIP terkait rencana pencapresan Jokowi ?
Secara ringkas, kita dapat menganalisa dan simpulkan makna keengganan PDIP menetapkan Jokowi sebagai capres PDIP. Ketum PDIP Megawati SP yang juga mantan Presiden RI itu bukanlan politisi kemaren sore. Bukan tokoh sembarangan dan pasti memiliki pertimbangan yang matang dan komprehensif untuk mengambil sebuah keputusan apalagi keputusan sepenting dan sestrategis penetapan capres yang bakal diusung PDIP pada pilpres 2014 mendatang. Desakan, tekanan, lobi, bujukan, iming – iming bahkan aksi – aksi demo berusaha meyakinkan Megawati SP untuk segera menetapkan Jokowi sebagai capres PDIP.
Ada beberapa dasar pertimbangan kuat Megawati untuk tidak buru – buru menetapkan Jokowi sebagai capres usungan PDIP, antara lain :
1. Megawati dan PDIP pernah meminta komitmen Jokowi untuk berjanji menunaikan tugas dan tanggung jawabnya sebagai Gubernur DKI Jakarta sampai periodenya selesai atau selama 5 tahun penuh. Dan Jokowi sudah menyatakan kesanggupannya dan berjanji penuhi permintaan /komitment tersebut.
2. Megawati dan PDIP sudah mengetahui persis siapa tokoh – tokoh dan kelompok yang berada di balik rekayasa opini dan pemaksaan Jokowi sebagai capres 2014. Mereka inilah orang – orang atau kelompok yang pernah disebut Megawati dalam berbagai kesempatan sebagai ‘penumpang gelap’ yang menelikung dan mengambil keuntungan terbesar pada kemenangan Jokowi – Ahok di Pilkada Gubernur DKI Jakarta. Megawati tidak mungkin mau diperdaya oleh para penumpang gelap ini atau melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.
3. Megawati secara pribadi sebenarnya sudah sejak awal mengetahui karakter asli Jokowi yang cenderung ‘khianat dan bermasalah’. Penetapan Jokowi sebagai cagub DKI Jakarta pada detik – detik terakhir oleh Megawati tahun lalu lebih disebabkan kuatnya desakan dan bujukan Jusuf Kalla, Prabowo dan Djan Faridz yang sangat intensif.
4. Megawati juga sudah banyak menerima masukan dari berbagai pihak mengenai perilaku Jokowi dan kelompok – kelompok yang ingin menjadikan Jokowi sebagai presiden RI boneka untuk mengamankan dan memperjuangkan kepentingan mereka di Indonesia, yang mana kepentingan mereka itu sudah dapat dipastikan sangat merugikan rakyat, bangsa dan negara Republik Indonesia.
5. Karakter asli Jokowi yang dinilai suka umbar janji dan lupa budi atau kebaikan orang lain sudah menjadi catatan khusus Megawati dan PDIP. Jika Jusuf Kalla dan Prabowo saja dengan mudah dikhianati oleh Jokowi, padahal jasa mereka luar biasa besar terhadap Jokowi, apalagi terhadap Megawati. Bukan tidak mungkin jika Jokowi terpilih jadi presiden RI, Megawati juga akan dikhianatinya dan hegemoni dinasti Sukarno di PDIP akan musnah disikat Jokowi dan kelompok – kelompok orang yang berada dibelakang Jokowi yang dalam beberapa bulan terakhir ini semakin kuat mengendalikan Jokowi.
6. Jokowi belum cukup setahun menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Tentu sangat tidak etis dan riskan bagi PDIP untuk mencapreskan Jokowi sementara penilaian prestasi dan kinerjanya belum ada, karena itu pencapresan Jokowi oleh PDIP bisa menyebabkan bumerang dan membawa kehancuran bagi PDIP sampai ke akar rumput atau wong cilik yang selama ini dengan setia mendukung penuh Megawati dan PDIP.
7. Pencapresan Jokowi secara prematur bahkan dapat menghancurkan Megawati sebagai ikon PDIP karena para penyandang modal, tim sukses dan konsultan politik serta media – media yang dimiliki dan dibayar penumpang gelap tersebut dapat melakukan promosi besar – besaran dengan segala cara yang akibatnya dapat malah menghancurkan fanatisme loyalis PDIP terhadap Megawati dan Sukarno lalu beralih ke Jokowi. Jika itu terjadi maka kiamatlah bagi Megawati dan klan Sukarno di PDIP.
Desakan dan tekanan kuat kini dilakukan oleh para pendukung atau kubu Jokowi seperti Maruarar Sirait cs melalui opini media, manuver – manuver licin, konspirasi elit PDIP siap mengelung Megawati hingga tersudutkan hingga akhirnya menyerah dan bersedia menyetujui PDIP sebagai partai pengusung Jokowi, yang sudah terbukti hanya akan dijadikan presiden boneka oleh kelompok tertentu, sebagai calon presiden RI 2014 mendatang. Apakah Megawati akan menyerah ?
Menurut saya tidak. Megawati bukan tokoh kemaren sore, bukan tokoh karbitan, tidak mudah hancur menghadapi serangan, ancaman apalagi hanya sekedar opini rekayasa buatan badut – badut politik yang syahwat berkuasa sudah di ubun – ubun kepala. Sekarang adalah waktu yang tepat bagi Megawati untuk menganalisa, menilai dan menginventarisir kader – kader PDIP yang sejati adalah pengkhianat dan loyalis musuh negara. Selanjutnya hasil evaluasi Megawati tersebut dapat digunakannya untuk melakukan pembersihan total PDIP dari kader – kader oportunis pragmatis materialis yang menjadi benalu dan parasit di tubuh partai.
Megawati ‘The Rock’ Soekarnoputri kini sudah semakin matang. Pasti mampu berfikir jauh ke depan dan memutuskan yang terbaik untuk kemaslahatan rakyat, bangsa dan negara tercinta serta demi eksistensi dan kejayaan PDIP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar